Kalau jadi pintar hanya untuk membodohi,biar hamba tetap bodoh agar terus belajar.
Kalau taat beribadah hanya untuk menghakimi,biar hamba tetap berdosa agar terus bertobat.
Hamba hanya ingin terus belajar.
Ihdinash shiratal mustaqim.
Sabtu, 15 Juli 2017
Rabu, 12 Juli 2017
Core Muscle
Ada jargon di dunia fitness,khususnya dalam weight training, "Don't skip leg day". Kalimat itu menunjukkan betapa pentingnya otot-otot lower body. Di situ terdapat paling banyak kelompok otot mulai glute,quadricep,hamstring,calve dan foot muscle. Jadi sangat disayangkan kalau latihan lower body terlewati. Tetapi ada yang tidak mungkin terlewati baik sadar atau tidak sadar untuk dilatih yaitu core muscle. Otot inti dalam tubuh kita sebagai penghubung tubuh bagian atas dan bawah. Secara anatomy otot lower body dan upper body tidak terhubung oleh tulang,bisa dibayangkan seandainya otot core tidak ada bahkan adapun tidak kuat sebagai penghubung,tubuh tidak akan pernah tegak. Hal ini menunjukkan otot core sebenarnya sudah terlatih sejak kita bayi,itupun tanpa kita sadari.
sejak dalam keadaan terlentang sampai telungkup untuk belajar merangkap,bayi telah melatih otot-otot core. Bahkan ini akan terus berlangsung dalam proses tumbuh selanjutnya. Sayangnya semakin dewasa otot core semakin kurang terlatih secara alami seiring kurangnya manusia dalam bergerak karena dimanja kemajuan teknologi.
Core Muscle Anatomy
sejak dalam keadaan terlentang sampai telungkup untuk belajar merangkap,bayi telah melatih otot-otot core. Bahkan ini akan terus berlangsung dalam proses tumbuh selanjutnya. Sayangnya semakin dewasa otot core semakin kurang terlatih secara alami seiring kurangnya manusia dalam bergerak karena dimanja kemajuan teknologi.
Core Muscle Anatomy
Sebagai penghubung tubuh bagian atas dan bawah,otot-otot core melingkar seperti sabuk alami tubuh kita dari diaphragm sampai pelvic floor dan ke dalam mengikat tulang punggung. Otot-otot dari pelvic saling mengikat sampai tulang punggung,begitupun sebaliknya otot-otot yang berasal dari thoracic,lumbar,sacral dan coccyg mengikat hingga ke pelvic. Pada bagian perut paling dalam otot tranversus abdominis menopang saling mengikat dengan diaphragm sampai pelvic yang juga melindungi tulang punggung untuk tetap tegak. Tulang punggung sendiri terikat kuat oleh otot multifidus dan erector spinae. Untuk bagian samping otot internal dan eksternal oblique menjaga jembatan tubuh ini saat gerakan rotasi.
Mind And Muscle Connection
Setiap gerak otot pasti akan selalu terhubung otok selain sumsum tulang belakang sebagai central nervous system. itulah kenapa dalam latihan kita diharapkan selalu fokus agar respon otot bergerak maksimal sesuai perintah otak. Otot core selalu punya perann vital dalam setiap gerak otot. Bisa dibayangkan saat kita bergerak yang melibatkan lower body dan upper body meski salah satunya berperan sebagai stabilizator tanpa mengaktifkan otot core. Bahkan tanpa disadari pun core muscle aktif dengan sendirinya. Ingat proses kita tumbuh dari bayi. Gerakan otot yang terintegrasi secara total body tidak akan maksimal tanpa mengaktifkan otot core dengan baik. Contoh,saat kita memukul atau melempar benda,lemaskan perut,pastinya yang kita dapat tenaga yang keluar di tangan kita sangat kecil,pukulan hanya menghasilkan impact yang pelan atau lemparan hanya menghasilkan jarak lempar yang pendek bahkan mungkin tidak sesuai sasaran lempar yang kita ingin. Tentunya hasilnya akan berbanding terbalik saat kita menguatkan perut. Ini semua karena posisi otot core yang ada di daerah perut. Mind and muscle connection tetap harus melibatkan otot core tetap aktif secara sadar agar tenaga yang dikeluarkan maksimal. Semakin kuat otot core kita tentunya akan semakin maksimal tenaga yang dihasilkan dari anggota tubuh lainnya.
So.. Don`t skip CORE everytime.
Dapat dilihat dari susunan struktur otot yang membentuk rangkaian otot core saling mendukung satu sama lain sehingga posture dan stabilitas tubuh dapat terjaga,baik saat diam dan bergerak. itulah kenapa otot core akan selalu aktif dalam situasi apapun karena selain sebagai jembatan lower body and upper body,posisinya juga sebagai tempat centre of gravity tubuh.
Mind And Muscle Connection
Setiap gerak otot pasti akan selalu terhubung otok selain sumsum tulang belakang sebagai central nervous system. itulah kenapa dalam latihan kita diharapkan selalu fokus agar respon otot bergerak maksimal sesuai perintah otak. Otot core selalu punya perann vital dalam setiap gerak otot. Bisa dibayangkan saat kita bergerak yang melibatkan lower body dan upper body meski salah satunya berperan sebagai stabilizator tanpa mengaktifkan otot core. Bahkan tanpa disadari pun core muscle aktif dengan sendirinya. Ingat proses kita tumbuh dari bayi. Gerakan otot yang terintegrasi secara total body tidak akan maksimal tanpa mengaktifkan otot core dengan baik. Contoh,saat kita memukul atau melempar benda,lemaskan perut,pastinya yang kita dapat tenaga yang keluar di tangan kita sangat kecil,pukulan hanya menghasilkan impact yang pelan atau lemparan hanya menghasilkan jarak lempar yang pendek bahkan mungkin tidak sesuai sasaran lempar yang kita ingin. Tentunya hasilnya akan berbanding terbalik saat kita menguatkan perut. Ini semua karena posisi otot core yang ada di daerah perut. Mind and muscle connection tetap harus melibatkan otot core tetap aktif secara sadar agar tenaga yang dikeluarkan maksimal. Semakin kuat otot core kita tentunya akan semakin maksimal tenaga yang dihasilkan dari anggota tubuh lainnya.
So.. Don`t skip CORE everytime.
Kamis, 06 Juli 2017
Fitness is ..
Daily activity di jaman serba modern ini tanpa disadari membawa manusia ke arah pola gerak yang tidak sehat. Fungsi gerak tubuh terbatasi oleh alat-alat bantu yang sangat memanjakan. Efek sistemik berakibat ke segala organ tubuh. Misal,sebelum ditemukannya teknologi tangga berjalan,orang akan berjalan normal menaiki tempat yang lebih tinggi dari lantai sebelumnya,aktifitas ini efeknya bagus ke otot-otot lowerbody dan menyehatkan jantung yang juga terlatih bekerja lebih karena suplai darah dan oksigen dari jantung ke otot-otot yang digunakan aktifitas juga lebih. Sekarang orang hanya butuh melangkah ke tangga dan secara otomatis dibawa ke tempat yang lebih tinggi yang dituju. Efeknya sunggu luar biasa,otot-otot lowerbody kurang aktif dan jantung hanya aktif di level normal. Karena otot-otot tidak berfungsi maksimal,pembakaran kalori terhambat,lemak akan menumpuk dan jantung tidak mampu bekerja maksimal untuk suplai oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Akibatnya organ-organ tubuh jadi tidak sehat dan akan mudah sakit. Hal ini belum ditambah kebiasaan di tempat kerja atau aktifitas di rumah yang membawa ke pola gerak yang tidak sehat.
Sekarang makin banyak tempat fitness bermunculan,mulai dari mega gym sampai gym kecil pinggiran dengan alat seadanya. Hal ini,selain dari sisi bisnis,tentunya sangat menjawab kebutuhan mereka yang kurang mempunyai waktu luang untuk berolahraga. Setidaknya meski tidak semua orang beranggapan olahraga harus ke gym,tidak bisa dipungkiri berolah raga di gym sangat efektif membantu ke arah yang diinginkan,baik dari bentuk badan yang terlihat lebih proporsional sampai level kesehatan yang lebih baik. Permasalahan baru muncul,sesederhana itu kah latihan dilakukan di gym? Alat-alat yang bervariasi tentunya tidak bisa asal digunakan. Selain teknik penggunaan alat yang benar,bentuk tubuh yang tidak proporsional karena genetik atau efek dari aktifitas sehari-hari,tentunya sangat tidak mungkin alat-alat di gym digunakan dengan asal. Kalo dalam ruang lingkup pembahasan latihan yang benar,memang sangat banyak yang harus diperhitungkan. Genetik,daily activity,usia dan riwayat kesehatan sangat menjadi pertimbangan dalam menentukan program latihan. Teknik eksekusi beban,form badan,pola nafas sampai memperhitungkan 3 bidang gerak secara sagital,frontal dan transversal akan jadi kunci latihan yang benar dan efektif dilakukan. Hal ini juga tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak berolahraga. Karena meski gym sangat membantu,akan tetapi secara alami olahraga bisa dilakukan di manapun dan kapanpun.
United States Department of Health and Human Services, physical fitness is defined as
"a set of attributes that people have or achieve that relates to the ability to perform physical activity."
Semua kembali dari kemauan setiap orang untuk bergerak. Memaksimalkan setiap fungsi organ tubuhnya dan seminimal mungkin menghindari ketergantungan pada alat bantu gerak yang mempermudah aktifitas. Tujuan fitness sebenarnya sederhana. Badan yang sehat terbebas dari penyakit,tubuh yang ideal proporsional dan mampu bergerak secara aktif terbebas dari cedera adalah tujuan fitness sesungguhnya. Efek dari sehat jasmani ini akan secara langsung menyehatkan mental. Percaya diri dalam aktifitas sehari-hari dan secara langsung akan menghargai hidup.
Rabu, 05 Juli 2017
Pelatih
Dunia olahraga menghasilkan sejarah panjang buat dunia kepelatihan. Hal yang tidak bisa terpisahkan dan selalu beriringan dengan atlet. Cerita tentang keberhasilan seorang atlet baik secara individu atau bagian dari team sampai cerita tentang tentang keterpurukan atlet atau sebuah team,bahkan tidak jarang jadi kambing hitam dari sebuah kekalahan.
Melatih adalah seni. Flash back beberapa tahun ke belakang saat menjadi mahasiswa jurusan kepelatihan olahraga,saat menjadi atlet sampai menjadi Personal Trainer dan Physical Coach sebuah team olahraga,kesimpulan yang didapat dari para Mentor,Dosen sampai para Master Trainer pembelajaran dari kepelatihan adalah tentang mendidik dan melatih. Itulah seni dari melatih,seni menggabungkan ilmu mendidik dan melatih. Tentunya mendidik dan melatih akan menurunkan suatu kemampuan lain yang dibutuhkan seorang pelatih,karena yang dihadapi individu-individu baik secara sendiri atau berkelompok berupa sebuah team. Akan menjadi seni yang sangat komplek menggabungkan ilmu tentang tubuh,psikologi sampe budaya lingkungan yang menjadi latar belakang atlet atau team setempat.
Banyak pelatih hebat yang menghasilkan cerita panjang tentang prestasi atletnya. Tentunya layak dijadikan role model untuk pelatih-pelatih di generasi selanjutnya. Buat saya pribadi selalu terkesan pada Cus D'Amato,pelatih Si Leher Beton Mike Tyson. Cus D'Amato seorang seniman besar di dunia kepelatiham. Melahirkan seorang atlet yang secara sosial sangat tidak mungkin diperhitungkan akan menjadi juara dunia. Dengan sentuhannya seorang Mike Tyson dengan latar belakang kehidupan yang sangat liar menjadi orang yang jinak dengan disiplin tinggi menjadi atlet yang hampir tidak terkalahkan dengan rekor kemenangan yang luar biasa.
Sangat tidak masuk akal seorang Cus D'Amato bila hanya mengandalkan ilmu bertinjunya untuk menjadikan Mike Tyson jadi seorang juara. Sentuhan secara psikologi pada diri Mike Tyson akan sangat dominan digunakan Cus D'Amato di awal membentuk Mike Tyson menjadi seorang petinju.
Sekali lagi melatih merupakan seni yang sangat komplek. Unsur-unsur science dipadukan dengan psikologi dan lingkungan harus benar-benar dirangkai jadi karya yang luar biasa pada seorang atlet atau team.
Seorang pelatih harus bisa membawa atletnya menterjemahkan tehnik dan taktik sekaligus mengedukasi. Karena banyak atlet yang menguasai tehnik dan taktik tapi tidak punya skill untuk mengaplikasikannya dengan baik pada pertandingan. Edukasi yang simple akan lebih muda diterjemahkan oleh atlet dari pada penguasaan tehnik dan taktik yang terkesan punya nilai tinggi tapi atlet gagal menterjemahkannya jadi sebuah skill dalam pertandingan.
Akhirnya saya menyimpulkan pelatih punya perbandingan 50 : 50 antara mendidik dan melatih dengan segala disiplin ilmu yang dikuasai. 100% dari keduanya tergabung dalam sebuah karya seni kepelatihan yang sangat komplek. Karena atlet tidak hanya berjuang untuk prestasi dirinya sendiri atau teamnya,tapi menghibur para penonton yang mendukungnya. Dan pelatihlah sebagai senimannya.
Banyak pelatih hebat yang menghasilkan cerita panjang tentang prestasi atletnya. Tentunya layak dijadikan role model untuk pelatih-pelatih di generasi selanjutnya. Buat saya pribadi selalu terkesan pada Cus D'Amato,pelatih Si Leher Beton Mike Tyson. Cus D'Amato seorang seniman besar di dunia kepelatiham. Melahirkan seorang atlet yang secara sosial sangat tidak mungkin diperhitungkan akan menjadi juara dunia. Dengan sentuhannya seorang Mike Tyson dengan latar belakang kehidupan yang sangat liar menjadi orang yang jinak dengan disiplin tinggi menjadi atlet yang hampir tidak terkalahkan dengan rekor kemenangan yang luar biasa.
Sangat tidak masuk akal seorang Cus D'Amato bila hanya mengandalkan ilmu bertinjunya untuk menjadikan Mike Tyson jadi seorang juara. Sentuhan secara psikologi pada diri Mike Tyson akan sangat dominan digunakan Cus D'Amato di awal membentuk Mike Tyson menjadi seorang petinju.
Sekali lagi melatih merupakan seni yang sangat komplek. Unsur-unsur science dipadukan dengan psikologi dan lingkungan harus benar-benar dirangkai jadi karya yang luar biasa pada seorang atlet atau team.
Seorang pelatih harus bisa membawa atletnya menterjemahkan tehnik dan taktik sekaligus mengedukasi. Karena banyak atlet yang menguasai tehnik dan taktik tapi tidak punya skill untuk mengaplikasikannya dengan baik pada pertandingan. Edukasi yang simple akan lebih muda diterjemahkan oleh atlet dari pada penguasaan tehnik dan taktik yang terkesan punya nilai tinggi tapi atlet gagal menterjemahkannya jadi sebuah skill dalam pertandingan.
Akhirnya saya menyimpulkan pelatih punya perbandingan 50 : 50 antara mendidik dan melatih dengan segala disiplin ilmu yang dikuasai. 100% dari keduanya tergabung dalam sebuah karya seni kepelatihan yang sangat komplek. Karena atlet tidak hanya berjuang untuk prestasi dirinya sendiri atau teamnya,tapi menghibur para penonton yang mendukungnya. Dan pelatihlah sebagai senimannya.
Langganan:
Komentar (Atom)

